Rabu, 12 Februari 2014

makalah hakikat komunikasi lisan PGSD UNLAM



TUGAS KELOMPOK
HAKIKAT KOMUNIKASI LISAN





Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah :
PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
Dosen Pengampu : Drs.Susilawati, M.Pd.
ANGGOTA :
Yommatso Gondo      A1E 311460
Norlidiya Santi            A1E 311499
Yulia Khairunnisa       A1E 311541
M.Saleh                       A1E 311569
Amalia B. Habel         A1E 311587
Dian Yovie Zpp          A1E 311642
Laily Jamilah               A1E 311657


KELAS II

DEPARTEMEN PENDIDKAN NASIONAL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARBARU 2012


KATA PENGANTAR
Dengan rahmat allah swt kami panjatkan puji dan syukur  kehadirat- NYA telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah mengenai “ Hakikat komunikasi lisan ”. Terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan dan penyelesaaian makalah ini.
Dengan bekal kemampuan dan pengetahuan yang terbatas dalam penyusunan makalah ini kami berusaha dan memcoba semaksimal mungkin tapi kami sadar mungkin masih kurang sempurna. Harapan kami bimbingan dari bapak supaya lebih terarah khususnya bagi kami mahasiswa.
Tanpa bantuan dari beberapa pihak mungkin kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini.dalam penyudunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan saran dan masukan untuk lebih menyempurnakan lebih lanjut makalah kami ini.
Tidak ada kata lain selain ucapan terima kasih atas jerih payah yang bapak berikan amin…….







Banjarbaru, 28 maret 2012


      Penyusun kelompok II



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kita sama – sama mengetahui bahwa sekalipun bahasa merupakan sarana komunikasi yang paling sering digunakan, tetapi ia hanyalah salah satu dari berbagai sarana komunikasi. Dalam penggunaannya bahasa muncul bersamaan dan tak dapat dipisahkan dari sarana komunuikasi lainnya. Sebagai calon guru, pemahaman tentang hal itu akan sangat membantu dalam mengajarkan bahasa Indonesia dengan baik kepada anak didik. Oleh karena itu, kami memilih judul tersebut dalam makalah kami.

B.     Identifikasi Masalah
1.      Bagaimanakah pengertian dan karakteristik komunikasi?
2.      Bagaimanakah menjabarkan fungsi komunikasi?
3.      Bagaimanakah proses komunikasi ?

C.     Pembatasan Masalah
Untuk menjelaskan ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang di bahas di batasi , yaitu  hakikat komunikasi lisan.

D.    Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah deskripsi pengertian dan karakteristik komunikasi?
2.      Bagaimanakahi deskripsi proses komunikasi?



BAB II
Hakikat Komunikasi
Menurut sejumlah penelitian, sekitar 75% waktu kita setiap harinya dihabiskan untuk berkomunikasi (Tubs dan Moss, 1991 : 4)
1.1  Pengertian dan Karakteristik Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communication yang berakar dari kata communis.  Artinya adalah sama makna mengenai sesuatu hal.  Dengan kata lain, suatu peristiwa komunikasi akan berlangsung apabila orang-orang yang terlibat di dalamnya memiliki kesamaan persepsi atau makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan.
Sebagai sebuah istilah, komunikasi dapat diartikan sebagai penyampaian dan penerimaan pesan atau informasi di antara dua orang atau lebih dengan menggunakan symbol verbal (bahasa) dan nonverbal.  Dengan demikian mengajar, berpidato, member isyarat, menulis surat, membaca berita, dan melihat tayangan televise, semuanya itu dapat disebut komunikasi.  Pendeknya, segala proses kegiatan antar dua orang (dua pihak) atau lebih untuk berbagi informasi, ide, dan perasaan, disebut komunikasi (Hybels dan Weaver, 1992 : 6).

1.2  Karakteristik Komunikasi
1.      Komunikasi itu unik
Unik dalam konteks ini mengacu kepada dua hal.  Pertama, setiap orang memiliki kebiasaan dan kebutuhan yang relative berbeda ketika berkomunikasi.  Kebiasaan itu dibentuk dari pengetahuan, pengalaman, potensi, serta karakter seseorang.  Adapun kebutuhan, datangnya dari tujuan dan harapan yang timbul dari diri seseorang ketika berkomunikasi.  Termasuk ke dalam kebutuhan adalah keinginan untuk di akui, dihibur, diberi idea tau informasi, didukung atau dimotivasi, dan sebagainya.
Oleh karena itu, wajarlah bila seorang ahli komunikasi, Thomas Hora, mengatakan bahwa untuk dapat dipahami orang lain sesorang perlu memahami orang itu dengan baik (Gamble dan Gamble, 1990 : 19)
Keunikan yang kedua, suatu peristiwa atau pengalaman komunikasi yang pernah terjadi tak akan dapat terulang lagi dengan cara yang sama persis.  Pengalaman itu berubah.  Suatu tindak komunikasi tertentu akan mempengaruhi perubahan para pelakunya sehingga kegiatan itu tidak akan dapat terjadi lagi dengan cara yang serupa.
2.      Komunikasi merupakan suatu proses yang dinamis
Sebagai suatu proses, komunikasi adalah suatu aktivitas yang selalu berubah, terus-menerus, tak pernah benar-benar tuntas, dan tidak selalu jelas awal-akhirnya.  Peristiwa yang dialami sebelumnya sekalipun yang tidak disadari mempengaruhi komunikasi yang terjadi saat itu, dan peristiwa komunikasi saat ini akan mempengaruhi peristiwa dan situasi komunikasi saat mendatang.  Proses itu disebut dinamis karena semua factor yang terlibat dalam komunikasi orang, latar (tempat dan waktu), peristiwa, perilaku, media secara terus menerus berinteraksi.
3.      Komunikasi itu terikat konteks
Yang dimaksud dengan konteks disini adalah segala sesuatu yang melingkupi peristiwa komunikasi.  Termasuk ke dalamnya adalah situasi komunikasi, tradisi atau adat istiadat, dan budaya masyarakat.  Ketidakberhasilan komunikasidapat terjadi karena para pelaku komunikasi tidak  memahamidengan hal-hal tersebut.  Wujudnya dapat berupa kesalahpahaman atau ketersinggungan yang dapat mengakibatkan ketidaksampaian pesan.
4.      Komunikasi itu simbolik
Kesimbolan itu karena pada dasarnya manusia berpikir dan berlaku simbolis.  Symbol atau lambing merupakan susuatu yang digunakan dan dianggap mewakili sesuatu hal yang digunakan dan dianggap mewakili sesuatu hal yang disepakati para pemakainya.  Dengan symbol manusia dapat berkomunikasi untuk mengungkapkan berbagai hal secara tak terbatas.
Symbol itu dapat berupa bahasa, gerak tubuh, ekspresi muka, gambar, warna, aroma, busana, atau kode-kode tertentu.  Raut wajah, lambaian tangan, kerdipan mata, cara berdiri atau berjalan, dan gerakan tuuh lainnya merupakan symbol untuk menunjukan perasaan, pikiran, atau sikap seseorang.  Warna dapat menunjukan unsur  politik tertentu, kematian dan kegembiraan.  Begitu pula dengan aroma, seperti bau kemenyan dan parfum, dapat menunjukan makna atas suasana tertentu.
Diantara sekian banyak symbol, bahasa merupakan symbol yang paling banyak digunakan dalam berkomunikasi.  Karena bahasa dapat digunakan untuk mengungkapkan sesuatu hal dari yang sederhana sampai yang rumit dan dari yang konkrit hingga yang abstrak, baik yang berlangsung pada saat lampau, kini, maupun mendatang; baik untuj sesuatu yang bersifat factual ataupun khayal.
5.      Komunikasi merupakan suatu transaksi
Sebagai suatu transaksi, di dalam komunikasi terjadi proses kegiatan menyampaikan dan menerima pesan.  Di situ ada orang atau pihak yang berperan sebagai penyampai dan penerima pesan.  Masing-masing pasti memiliki kepribadian, pengalaman, suasana hati, kesan, dan harapan yang tidak selalu sama.  Selain itu, para pelaku komunikasi memainkan peran tertentu.  Apa yang kita perankan ditentukan oleh masyarakat (norma sosial), hubungan pribadi, serta ukuran yang mengendalikan segala sesuatu dari pemilihan kata sampai dengan bahasa tubuh.
Atas dasar itu, keberhasilan suatu komunikasi akan ditentukan oleh kemampuan komunikator menyesuaikan diri dengan mitra komunikasinya dan peran yang dimainkan, tujuan, serta situasi dan konteks.

1.3  Fungsi Komunikasi
Setiap peristiwa komunikasi memiliki satu fungsi atau lebih. Yang termasuk fungsi komunikasi adalah berikut ini.
1.      Fungsi personal, yaitu tindak komunikasi untuk mengekspresikan pikiran, sikap, atau perasaan pelaku, seperti sedih, gembira, senang dan  benci.
2.      Fungsi instrumental (direktif), yaitu kegiatan komunikasi yang dimaksudkan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, seperti bujuk-rayu, nasihat, adu pendapat, pembelaan diri permintaan dan perintah.
3.      Fungsi interaksional, yaitu perilaku komunikasi untuk menjalin kontak dan hubungan sosial, seperti sapan, basa-basi, simpati dan penghiburan.
4.      Fungsi informatif, yaitu  aktivitas komunikasi untuk menyampaikan informasi, ilmu pengetahuan, dan budaya, seperti penyuluhan, pemberian  pelajaran, tukar-berita dan sarasehan.
5.      Funsi heuristik, yaitu tindak komunikasi yang dimaksudkan untuk belajar atau memperoleh informasi, seperti  pertanyaan atua  penjelasan mengenai suatu hal, “Pak, mengapa ikan yang hidup di laut tidak asin dagingnya?”
6.      Fungsi imajinatif, yaitu kegiatan informasi yang bertujuan untuk memenuhi rasa estetis (keindahan), seperti puisi, ceita, drama, dan lagu.

1.4  Proses Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses berbagai informasi, ide serta perasaan di antara dua orang atau lebih. Proses ini bersifat aktif karena melibatkan serangkaian kegiatan berikut yang berlangsung terus-menerus.
1.      Penyandian atau pengkodean
Penyandian salah suatu aktivitas mental yang dilakukan komunikator atau penyampai pesan untuk memilih dan menyusun lambang yang sesuai untuk memuat pesan yang akan dikomunikasikan. Dalam komunikasi lisan yang sifatnya informal, proses penyandian ini cenderung spontan dan tidak disadari. Sebaliknya dalam komunikasi tertulis,  penyandian ini dapat direncanakan dan bahkan diperbaiki karena kita memiliki waktu persiapan yang relatif memadai. Adapun penyandian verbal biasanya berlangsung spontan di dalam pembelajaran. Sesekali tampak proses penyandian itu ketika kita menggunakan bentuk tegun seperti ee, atau diam sejenak untuk berpikir dan mencari bentuk dan cara pengungkapan yang sesuai.


2.      Pengiriman kode (transmitting)
Pengiriman kode adalah penyampaiaan pesan melalui lambang verbal atau non verbal sebagai saluran atau sarana komunikasi. Kegiatan ini dapat kita amati dalam kegiatan berbahasa seperti berbicara dan menulis, atau ungkapan non verbal seperti gerak tangan dan ekspresi muka.
3.      Penerimaan dan pemahaman kode (decoding)
Penerimaan kode yaitu  Proses kegiatan mental ynag dilakukan oleh penerima pesan (komunikan) dalam memahami pesan yang disampaikan oleh pihak penyampai (komunikator). Menurut para ahli komunikasi, keberterimaan pesan itu sangat dipengaruhi oleh kejelasan komunikasi yang dilakukan. Sedangkan kejelasan dipengaruhi oleh penguasaan komunikator atas apa yang dikomuni-kasikannya.
Saluran
Pesan
 Kesimpulannya, seperti yang pernah dikemukakan di awal, keberhasilan komunikasi ditentukan oleh kemampuan saling menyesuaikan diri antara penyampai dan penerima pesan. Untuk lebih jelasnya, proses komunikasi di gambarkan sebagai berikut.


Penerimaan sandi
Komunikan
Penyandian
komunikator
Penyandian
komunikator
Penerimaan sandi
Komunikan
Saluran
pesan

Gangguan                                                              gangguan

Proses komunikasi ini memerlukan pengiriman (komunikator) dan penerima pesan (komunikan). Atas dasar itu, seorang komunikator yang baik tidak hanya sekedar di tuntut mampu membayangkan,merumuskan, mengatur, dan mengungkapkan pesan, tetapi juga merasakan tingkat pencapaian pesan yang di tuju sesuai dengan simbol komunikasi yang digunakan.
Menurut Tubbs dan Moss (1991: 18-24), komunikasi itu akan dapat efektif bila pesan yang disampaikan komunikator diterima mitra komunikasinya persis sama atau hampir sama dengan yang dia maksud. Bila dirumuskan, komunikasi yang efektif itu seperti berikut.
Penerima pesan                                         Makna penerima
………………...               =                      …………………..      =          1         
Pengirim pesan                                          Maksud pengirim
Owens (1983: 5-7)  menunjukkan tiga hal yang harus diperhatikan untuk mempertinggi keberhasilan komunikasi.
1.      Unsur paralinguistik   
Unsur  paralingustik adalah suatu yang menyertai tuturan untuk menandakan sikap (menghormati atau merendahkan) atau emosi (suka atau tidak suka). Termasuk ke dalamnya adalah intonasi, tekanan, ritme serta jeda. Itu semua disebut juga perangkat suprasegmental karena dapat mengubah bentuk dan makna kalimat tanpa perubahan unsur-unsurnya. jadi kalimat Tanya atau perintah.
-          Pergi. (jawaban atas pertanyaan, “ke mana si X”?) (pernyataan)
-          Pergi? (respon atas suatu pernyataan) (pertanyaan)
-          Pergi! (perintah)
2.      Unsur nonlinguistic
Termasuk ke unsure ini adalah gerak-isyarat, ekspresi muka, gerak mata, gerak badan dan kepala, dan jarak fisik seseorang dalam berkomunikasi.

3.      Unsur metalinguistik
Metalinguistik berkaitan dengan rasa bahasa yang memungkinkan pelaku komunikasi memutuskan kepantasan dan keberterimaan suatu tindak komunikasi.





Unsur-unsur komunikasi
Dalam praktiknya, semua unsur ini berinteraksi dan bekerja sama mempengaruhi keberhasilan suatu komunikasi.
1.      Komunikator dan komunikan
Komunikator adalah orang  atau pihak yang memberikan pesan melalui aktivitas verbal/bahasa (berbicara dan menulis) ataupun non verbal/selain bahasa (gerak tubuh, ekspresi muka,busana atau tanda-tanda tertentu). Komunikan adalah orang atau pihak yang menerima pesan. Istilah komunikan dalam modul ini sama maknanya dengan penerima pesan. Pada umumnya dalam komunikasi, setiap orang dapat  berperan sebagai komunikator dan komunikan dalam waktu yang bersamaan. Perhatikan contoh berikut.
Guru : “Ratih, Bapak sering melihatmu mengantuk ketika sedang belajar di kelas. Kenapa? Apa Ratih kurang tidur atau terlalu banyak belajar malam. ”
Ratih : “Anu, Pak, ee …. ” sambil memegang jemari tangannya. Mukanya menunduk dan pipinya memerah.
Guru : “Ratih jangan malu, katakanlah! Bapak tidak akan marah kalau Ratih punya masalah, barangkali Bapak bias membantu. Ayo, Nak!”
Ratih : “Ini, Pak! Ratih harus membantu ibu menyiapkan dagangan untuk besok. Ibu tidak ada yang membantu! Kasian. Ratih harus bangun jam dua dan bantu ibu sampai pagi. Ratih tidak punya lagi bapak.” Jawab Ratih gemetar dan matanya berkaca-kaca.
Guru : “Oo …. ”Pak Salman tercekat mendengar jawaban Ratih. Tangannya mengusap-usap rambut Ratih. Ratih menangis. “Sudahlah, Nak. Bapak mengerti Bapak bangga mempunyai murid seperti kamu yang rajin membantu orang tua. Kapan-kapan Bapak main ke rumahmu, boleh?”
Ratih mengangukkan kepala menjawab permintaan gurunya.

2.      Pesan
Pesan adalah informasi, ide, atau perasaan yang disampaikan atau diterima oleh orang-orang atau pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi. Dengan kata lain, komunikasi adalah isi atau muatan dari yang dikomunikasikan kemungkinan besar dapat mempertinggi tingkat keberhassialn komunikasu, selain dengan kata-kata dan gerak tubuh, kita pun ddapat menggunakan gambar, benda, tulisan, permainan, yang dapat menarik siswa dalam rangka memfokuskan perhatian terhadap sesuatu yang kita ajarkan.
3.      Konteks
Komunikasi ini terikat konteks. Artinya, suatu komunikasi tidak akan terlepas dari tempat, waktu,  dan situasi yang menyertainya. Untuk konteks formal, misalanya, tentu lebih sesuai bila dipakai ragam formal. Sebaliknya, untuk konteks non formal, maka penggunaan ragam santai pasti akan lebih mengena.
4.      Balikan
Balikan (feedback) adalah respon atau tanggapan yang muncul dari penerima dan penyampai pesan. Bentuknya dapat berupa verbal dan non verbal. Anda bercerita tentang sesuatu yang lucu, misalnya, dan orang yang mendengarkan tersenyum. Senyuman itu merupakan balikan bahwa orang itu menyukai cerita anda sesuai dengan yang anda harapkan. Komunikasi bersemuka akan memberikan peluang yang lebih besar dalam memperoleh balikan daripada komunikasi jarak jauh atau bermedia.
5.      Gangguan
Setelah menyampaikan suatu pesan, komunikator sering beranggapan bahwa pesannyan dapat diterima oleh komunikan. Anggapan itu tidak selalu benar mungkin karena disalahtafsirkan atau tidak dimengerti.
            Segala sesuatu yang mengganggu atau menghambat ketersampaian pesan dari komunikator ke komunikan disebut gangguan atau interferensi.
            Ada tiga bentuk atau sumber interferensi,yaitu :
a.       Interefensi internal , yaitu gangguan komunikasi yang berasal dari diri penyampai dan penerima pesan.Wujudnya dapat berupa keengganan membicarakan atau mendengarkan sesuatu yang pernah disampaikan,tidak menarik.
b.      Interefensi eksternal , yaitu gangguan komunikasiyang muncul dari lingkungan atau diluar diri penerima pesan.Wujudnya dapat berupa suara atau tulisan yang tidak jelas.
c.       Interefensi sernantik, yaitu gangguan komunikasi yang timbul karena penyampai dan penerima pesanmemberi arti yang berbeda terhadap symbol verbal atau nonverbalyang digunakan.Wujudnya dapat berupa penggunaan bahasa yang terlalu tinggi,tidak jelas dan tabu.

1.5  Jenis-jenis Komunikasi
            Berdasarkan situasinya , komunikasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1.      Komunikasi formal ,yaitu suatu komunikas yang terjadi dalam situasi yang resmi.Misalnya dalam rapat,seminar,atau kongres.
2.      Komunikasi informal , yaitu suatu peristiwa komunikasi yang terjadi dalam situasi tidak resmi atau santai, seperti arisan, keluarga, dan pasar.
3.      Komunikasi semiformal , yaitu suatu peristiwa komunikasi yang terjadi dalam situasi campuran antara resmi dan tidak resmi.
Bertolak dari simbol atau lambang yang digunakan , komunikasi dapat dikelompokkan atas berikut ini.
1.      Komunikasi verbal , yaitu suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan melalui penggunaan bahasa,seperti menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
2.      Komunikasi nonverbal , yaitu suatu aktivitas komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan lambang selain bahasa , seperti gerak tubuh,pakaian,warna atau tanda-tanda tertentu.

Dilihat dari ada dan tidaknya media , komunikasi dapat dibagi sebagai berikut.

1.      Komunikasi tak bermedia , yaitu suatu peristiwa komunikasi yang tidak menggunakan media apapun sebagai sarananya, seperti dalam percakapan biasa dan diskusi informal.
2.      Komunikasi bermedia , yaitu tindak komunikasi yang menggunakan media tertentu sebagai sarananya, misalnya percakapan telepon, komunikasi melalui computer, radio atau TV.


Menurut sasarannya, komunikasi dapat digolongkan menjadi berikut.
1.      Komunikasi intrapersonal , yaitu komunikasi internal yang terjadi dengan dirinya sendiri.
2.      Komunikasi antarpersonal , yaitu komunikasi yang terjadi antarperseorangan.
3.      Wawancara , yaitu serangkaian tanya jawab atau dialog yang biasanyamelibatkan dua orang dengan tujuan untuk memperoleh informasi mengenai sesuatu hal.
4.      Komunikasi dalam kelompok kecil , yaitu peritiwa komunikasi yang terjadi diantara beberapa orang dengan maksud untuk bertukar informasi, berdiskusi, atau memecahkan masalah.
5.      Komunikasi masa atau publik , yaitu suatu kegiatan komunikasi dimana komunikator menyampaikan pesan kepada sejumlah orang atau pihak.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Proses komunikasi melibatkan serangkaian kegiatan yang berlangsung terus-menerus. Kegiatn ini meliputi pengkodean, pengiriman kode serta penerimaan dan pemahaman kode. Unsure-unsur yang terlibat dalam komunikasi adalah komunikator dan komunikan, pesan, saluran, konteks, balikan, serta gangguan. Agar komunikasi dapat berhasil de3ngan baik, maka pewlaku komunikasi hendaknyamemperhatikan unsure-unsur paralinguistic, nonlinguistic dan metalinguistik.
Dalam berkomunikasi, suatu kondisi yng berbeda menuntut perlakuan yang berlainan. Atas dasar itu, maka komunikasi dapat dikelompokkan atas beberapa jenis sesuai sudut pandangnya. Di tinjau dari situasinya, komunikasi terbagi atas komunuikasi formal, informal dan semiformal. Dilihat dari symbol yang dipakainya, komunikasi dapat dikelompokkan atas verbal dan nonverbal. Dipandang dari ada tidaknya media yan g digunakan, komunikasi terdiri atas komunikasi bermedia dan tak bermedia. Bertolak dari sasaranya, komunikasi dapat digolongkan atas komunikasi intrapersonal, interpersonal, wawancara, serta komunikasi dalam kelompok kecil dan besar (komunikasi massa/publik)


B.     Saran-saran
Komunikasi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kita berkomunikasi dengan orang lain kita bisa saling berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik.