BAB I
PENDAHULUAN
Mengapa
geometri khususnya bangun ruang diajarkan pada siswa Sekolah Dasar (SD)?
Pengetahuan geometri termasuk bangun ruang dapat mengembangkan pemahaman anak
terhadap dunia sekitarnya. Bukan hanya kemampuan bangun datar saja, kemampuan
tentang bangun ruang pun dapat dikenalkan pada anak usia SD, bahkan pada anak
Taman Kanak-Kanak (TK) asalkan dengan pendekatan yang sesuai dengan tahap
berpikir mereka.
Geometri
dengan bangun ruangnya merupakan pengetahuan dasar yang harus dipelajari siswa.
Para siswa diharapkan mengenal konsep titik, garis, bidang, kubus, balok,
prisma, kerucut, tabung, bola, dan pengukuran serta konsep bangun ruang
lainnya. Para siswa sering menemukan bangun-bangun ruang seperti bentuk ruang
kelas, televisi, lemari, stadion, bahkan komputer. Pengetahuan bangun ruang
dapat mengembangkan pemahaman anak terhadap dunia sekitarnya.
Perlu
pula diketahui, bahwa secara umum setelah kita mempelajari ini diharapkan dapat
melaksanakan pembelajaran matematika di SD untuk bangun-bangun ruang dengan
pendekatan dan media yang sesuai, serta dapat mengembangkan diri sebagai guru
matematika di SD dalam bidang matematika. Untuk menunjang kemampuan-kemampuan
tersebut diantaranya diperlukan beberapa kompetensi berikut.
1.
Menjelaskan
bidang banyak dan bangun ruang kepada siswa SD dengan menggunakan media yang
sesuai
2.
Menjelaskan
miskonsepsi yang terjadi pada unsur-unsur ruang
3.
Menjelaskan
jaring-jaring bangun ruang kepada siswa SD
dengan menggunakan media yang sesuai
4.
Menggunakan
konsep jaring-jaring bangun ruang untuk menyelesaikan masalah dalam matematika
atau masalah sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Unsur-Unsur
Ruang
1.
Titik
Masih ingatkah tentang beberapa konsep
dalam geometri bangun datar seperti titik, ruas garis, sudut, segi tiga,
persegi panjang, lingkaran, dan konsep-konsep bangun datar lainnya. Perlu
diketahui bahwa dalam mempelajari bangun ruang tentu saja bangun datar adalah
prasyaratnya.
Sebagaimana telah diketahui bahwa secara
sederhana dapat didefinisikan bahwa
geometri merupakan suatu studi tentang himpunan titik. Pada definisi ini memuat
kata yang tidak didefinisikan (non-defined
forms), yaitu “titik”. Dalam mempelajari geometri bangun ruang akan
ditemukan beberapa kata yang tidak didefinisikan, misalnya titik, garis,
bidang, ruang, dan permukaan (surface).
Namun walaupun kata atau istilah tersebut tidak didefinisikan, masih bisa
dipelajari beberapa sifatnya.
2.
Garis
Selain titik unsur-unsur bangun ruang
lainnya adalah garis dan bidang. Sebelum membicarakan garis tentunya masih ingat
dengan konsep ruas garis (segment)
dan sinar. Ruas garis adalah bagian atau patahan dari sebuah garis, sedangkan
jika ruas garis itu diperpanjang terus menerus ke satu arah, maka terjadilah
sinar.
A B
A B
Gambar diatas tampak bahwa ruas garis AB
jika diperpanjang terus ke kanan, maka terjadilah sinar AB. Titik A disebut
titik pangkal sinar. Sinar berpangkal, tetapi tidak berujung. Apabila ruas
garis AB diperpanjang terus ke kiri, maka terjadilah BA. Titik pangkal BA
adalah titik B.
3.
Bidang
Unsur ruang atau himpunan bagian dari
ruang yang menjadi perhatian selanjutnya adalah “bidang”. Secara intuitif, kita dapat membayangkan
suatu bidang sebagai permukaan suatu meja yang sangat rata, atau permukaan
suatu lantai, atau permukaan suatu dinding, atau permukaan rata yang lain.
Karena bidang (bidang datar) meluas
terus menerus ke segala arah, maka tidak mungkin kita menggambar bidang itu
seluruhnya. Biasanya untuk menggambar suatu bidang kita ambil bagian yang
berbentuk daerah persegi panjang untuk mewakili bidang tadi.
Dengan pendalaman pemahaman guru tentang
unsur-unsur ruang seperti titik, garis dan bidang dapat didiskusikan berbagai
kemungkinan letak titik, garis dan bidang. Misalnya bagaimana kemungkinan letak
titik dan bidang, letak titik dan garis, letak garis dan bidang, letak dua
garis, letak dua bidang, letak tiga bidang, dan sebagainya.
B. Bidang Banyak
dan Bangun Ruang
1.
Bidang
banyak (Polihedron)
Segitiga, segiempat, dan segilima adalah
contoh-contoh segi banyak, sedangkan lingkaran tentunya bukanlah contoh segi
banyak. Sekarang cobalah perhatikan benda-benda disekitar kehidupan seperti
batu bata, kaleng mentega, drum minyak tanah, lemari, bola basket, TV, kulkas,
dan sejenisnya. Benda semacam ini mempunyai permukaan sebagai pembatasnya.
Dalam geometri bangun ruang batas-batas benda seperti itu disebut permukaan tertutup sederhana.
Permukaan tertutup sederhana dalam
geometri ruang (tiga dimensi) adalah suatu konsep yang mirip dengan konsep
lengkungan tertutup sederhana pada geometri bidang (dua dimensi).
Lengkungan tertutup sederhana membagi
bidang (bidang gambar) menjadi tiga bagian lepas, yaitu bagian luar, lengkungan
tertutup sederhana sendiri, dan yang ketiga bagian dalamnya. Demikian pula
dengan sebuah permukaan tertutup sederhana yang membagi ruang menjadi tiga
himpunan titik lepas. Ketiga himpunan titik itu adalah bagian dalam, bagian
luar, dan permukaan tutup sederhana itu sendiri. Gabungan dari bagian dalamnya
dan permukaan tertutup sederhana dinamakan daerah
permukaan tertutup sederhana. Sedangkan sebuah permukaan tertutup sederhana
yang terdiri dari daerah-daerah segi banyak (poligon) dinamakan bidang banyak (polyhedron).
2.
Bidang
Banyak Beraturan
Bidang banyak ada yang dibatasi oleh
satu macam segi banyak saja, tetapi ada pula yang dibatasi oleh beberapa macam
segi banyak. Jika pembatasnya hanya terdiri atas satu macam segi banyak
beraturan dan kongruen (sama dan sebangun) maka bidang banyak tersebut
dinamakan bidang banyak beraturan. Jadi, jelaslah bahwa bidang banyak beraturan
adalah bidang banyak yang bidang sisinya berupa satu macam segi banyak
beraturan yang kongruen.
Beberapa bidang banyak beraturan yang sudah dikenal sejak zaman
Yunani kuno, diantaranya :
a. Bidang
empat beraturan (tetrahedron)
b. Bidang
enam beraturan (heksahedron)
c. Bidang
delapan beraturan (oktahedron)
d. Bidang
duabelas beraturan (isohedron)
e. Bidang
dua puluh beraturan (dodecahedron)
Mengenai bidang banyak beraturan ini ada
seseorang yang bernama Euler yang telah menemukan sifat atau hubungan antara
banyak titik sudut (T), banyaknya sisi (S) dan banyaknya rusuk (R) yaitu
sebagai berikut :
Bidang n beraturan
|
T
|
S
|
R
|
hubungan
|
Bidang 4
|
4
|
4
|
6
|
4 + 4 = 6 + 2
|
Bidang 6
|
6
|
6
|
12
|
6 + 6 = 12 + 2
|
Bidang 8
|
8
|
8
|
12
|
8 + 8 = 12 + 2
|
Bidang 12
|
20
|
12
|
20
|
20 + 12 = 20 + 2
|
Bidang 20
|
12
|
20
|
30
|
12 + 20 = 30 + 2
|
Kesimpulan:
T + S = R + 2 (rumus Euler)
3.
Bangun
Ruang
Coba perhatikan sebuah kotak misalnya
tempat kapur tulis, balon yang sudah ditiup, atau mendiskusikan keberadaan
ruangan kelas yang dibatasi oleh empat dinding, lantai dan plafon
(langit-langit). Kesemuanya itu merupakan contoh-contoh bangun ruang. Selain
itu masih banyak contoh-contoh bangun ruang yang mempunyai nama-nama khusus
seperti kubus, balok (nama yang biasa digunakan untuk kotak), limas, prisma,
kerucut, tabung, bola, dan sebagainya.
4. Prisma (Prism)
Salah satu diantara bidang banyak yang
penting adalah prisma. Prisma adalah bidang banyak yang dibatasi oleh dua bidang
yang sejajar dan beberapa bidang lain yang berpotongan menurut garis-garis yang
sejajar
Bila titik sudut yang seletak
dihubungkan, maka semua daerah segi empat yang dibentuk oleh semua garis hubung
tersebut, dan daerah kedua segi n itu akan membentuk sebuah prisma. Garis-garis
hubung itu akan saling sejajar pula. Prisma adalah gabungan semua sisinya dan
bagian dalamnya himpunan titik yang kosong. Sedangkan nama prisma ditentukan
oleh segi n itu, misalnya prisma sisi tiga, prisma sisi empat, dan seterusnya.
Yang cukup penting dari prisma ini adalah prisma sisi empat yang akan kita
bicarakan pada bagian mendatang.
Pengelompokan prisma atas letak rusuk
tegaknya terhadap alas prisma terbagi menjadi prisma-prisma tegak dan prisma-prisma
miring. Salah satu keluarga prisma yang sanagt penting adalah prisma segi
empat. Prisma segi empat ada yang alasnya segi empat sembarang dan ada yang
alasnya berupa jajargenjang. Prisma yang alasnya berbentuk jajargenjang disebut paralelepipidum
atau paralelepipida.
Paralelepipida dapat dikelompokkan atas dua jenis, yaitu paralelepipida tegak
dan paralelepida miring.
Paralelepida tegak masih bias
dikelompokkan atas dua jenis lagi, yang alasnya daerah jajargenjang dan yang
alasnya daerah empat persegipanjang. Paralelepida tegak yang alasnya daerah
persegi panjang disebut balok. Jika alasnya dari sisi-sisi tegak sebuah balok
adalah bujursangkar atau persegi, maka balok disebut sebuah kubus.
5. Limas atau Piramid (pyramid)
Limas ialah suatu benda ruang yang dibatasi
oleh sebuah segi banyak dan segitiga-segitiga yang mempunyai titik puncak
persekutuan di luar segibanyak tersebut, sedangkan sisi-sisi segi banyak itu
merupakan alas-alas segitiga-segitiga itu (definisi). Suatu limas dinamakan
limas sisi tiga, sisi empat, sisi lima, dan sebagainya, jika segibanyak itu
berupa segitiga, segiempat, segilima, dan sebagainya. Jika alas suatu limas
berbentuk segi n yang beraturan, maka dikenal dengan sebutan limas teratur.
Limas teratur adalah limas yang bidang alasnya merupakan segi-n beraturan dan
proyeksi titik puncak pada bidang alasnya berimpit dengan pusat badang alas
(defnisi).
6. Bidang Empat
Limas segitiga dinamakan juga bidang
empat, karena dibatasi oleh empat buah bidang. Bidang empat adalah limas yang
alasnya berupa segitiga (definisi).
Ada
beberapa ketentuan (definisi) yang perlu kita ketahui tentang bidang empat,
yaitu :
1. Bidang
empat teratur adalah bidang empat yang keempat bidang batasnya kongruen.
2. Bidang
empat tegak adalah bidang empat yang salah satu rusuknya tegak lurus pada
bidang alas.
3. Bidang
empat siku-siku adalah bidang empat yang mempunyai tiga rusuk bertemu pada satu
titik sudut saling tegak lurus.
4. Bidang
empat sembarang adalah bidang empat yang tidak termasuk salah satu bidang di
atas.
7. Tabung atau Silinder
(Cylinder)
Perlu kita ketahui bahwa tidak semua
permukaan tertutup sederhana adalah bidang banyak yang bersisi daerah segi
banyak. Ada pula permukaan tertutup sederhana yang sisinya lengkung. Beberapa
di antaranya yang sering kita jumpai adalah tabung (silinder), kerucut, dan
bola.
Benda-benda seperti drum minyak tanah
dan kaleng susu merupakan tabung lingkaran tegak. Tabung lingkaran tegak atau
kita sebut tabung, permukaannya terdiri dari dua buah lingkaran beserta
bagian-bagian dalamnya (daerah lingkaran) dan sebuah sisi lengkung. Kedua
daerah lingkaran itu kongruen dan letaknya sejajar lingkaran-lingkaran dan
bagian-bagian dalamnya disebut alas-alas tabung.
Pada umumnya tabung terjadi dari dua
alas yang berbentuk dua daerah lengkungan sejajar dan kongruen dengan sisi
lengkung yang merupakan daerah yang dibatasi kedua lengkungan itu. Jika ruas
garis-ruas garis pada sisi lengkung tegak lurus pada alasnya, maka disebut
tabung tegak. Sedangkan apabila ruas garis-ruas garis itu miring letaknya pada
alas, maka disebut tabung miring.
8. Kerucut (Conic)
Sebuah kerucut terdiri atas dua sisi.
Sisi pertama merukan sebuah daerah lengkungan tertutup sederhana yang datar dan
disebut sebagai alasnya. Sisi kedua merupakan daerah lengkungan tertututp sederhana
yang terjadi karena sebuah titik dihubungkan oleh ruas garis-ruas garis dengan
tiap titik di tepi alasnya.
Kerucut
atau kerucut lingkaran tegak ialah tempat kedudukan
garis-garis yang melalui sebuah titik tetap P dan memotong sebuah lingkaran (N,
R) sehingga PN bidang lingkaran (N, R) Titik P disebut titik puncak, langkaran (N, R) dinamakan lingkaran alas dan PN disebut sumbu
kerucut. Garis-garis itu disebut garis-garis pelukis (definisi)
9. Bola
Bola adalah tempat kedudukan titik-titik
yang berjarak sama (R) dari sebuah titik tetap M. Titik M disebut titik pusat
dan jarak yang sama atau R disebut jari-jari bola. Di dalam bola dikenal pula
istilah tali busur dan garis tengah. Tali
busur bola ialah garis hubung dua buah titik sembarang yang terletak pada
bola. Sedangkan tali busur yang melalui titk pusat disebut garis tengah bola.
Beberapa
istilah yang berkaitan dengan bola, di antaranya :
a. Bidang singgung
pada bola ialah bidang yang hanya mempunyai satu titik persekutuan dengan bola.
Sedangkan titik persekutuannya disebut titik singgung.
b. Garis singgung
pada bola ialah garis yang hanya mempunyai satu titik
persekutuan dengan bola, dan titik persekutuannya disebut titik singgung.
C. Miskonsepsi Pemahaman Unsur-Unsur Ruang
Ada beberapa hal yang perlu kita
perhatikan dalam menjelaskan konsep bangun ruang kepada para siswa di SD,
sehingga terhindar dari terjadinya miskonsepsi dalam proses pembelajaran itu.
Selain itu, perlu pula kita mengetahui beberapa hal yang sering terjadi
miskonsepsi dalam pembelajaran bagun-bangun ruang antara lain:
1. Sering
terjadi miskonsepsi dalam memahami konsep sisi dari bangun-bangun ruang. Dalam
sebuah permukaan tertutup sederhana, yaitu dalam geometri ruang pengertian sisi
adalah sebagai bidang-bidang pembatas. Sisi-sisi tersebut bias berupa
daerah-daerah segi banyak (poligon) dan bias pula sisinya lengkung.
Bangun-bangun ruang yang sisinya berupa segi banyak seperti prisma, limas,
balok, bidang banyak dan sejenisnya, sedangkan bangun-bangun ruang yang sisinya
berupa lengkung adalah tabung (silinder), kerucut, dan bola. Namun kenyataannya
sering diantaranya kita menyebut sisi dari suatu bangun ruang pada rusuk.
Padahal rusuk adalah ruas garis yang merupakan perpotongan dua sisi suatu
bangun ruang. Kesalahan ini terjadi disebabkan pengertian sisi dalam geometri
bangun datar terbawa ketika membicarakan bangun-bangun ruang.
2. Miskonsepsi
sering pula terjadi ketika memahami konsep kerucut dan tabung. Sebagaimana kita
ketahui bahwa kerucut mempunyai dua sisi. Sisi pertamanya adalah daerah
lengkungan tertutup sederhana yang disebut alas. Sisi kedua merupakan daerah
tertutup sederhana yang terjadi karena sebuah titik dihubungkan oleh ruas
garis-ruas garis dengan tiap titik di tepi alasnya.
D. Sifat-Sifat Bangun Ruang
Dalam kehidupan sehari-hari
banyak benda yang berebntuk tabung, prisma tegak, dan kerucut.
1.
Tabung
Tabung adalah bangun ruang yang dibatasi
oleh dua sisi berhadapan dan sejajar, berbentuk lingkaran, dan satu sisi
lengkung. Tabung atau silinder tidak mempunyai diagonal sisi dan diagonal
ruang. Jari-jari lingkaran adalah jarak dari titik pusat lingkaran ke sisi
lengkung, sedangkan diameter lingkaran adalah jarak antara sisi lengkung, dan
tinggi tabung adalah jarak antara sisi alas dan sisi atas.
Sifat-sifat tabung :
1)
Memiliki
2 sisi berbentuk lingkaran dan 1 sisi lengkung (selimut tabung).
2)
Memiliki
2 rusuk lengkung dan 3 buah bidang sisi.
3)
Tidak
memiliki titik sudut.
2.
Prisma Tegak
Prisma tegak adalah bangun ruang yang
dibatasi oleh dua sisi berhadapan dan sejajar yang berbentuk segi-n dan mempunyai n sisi tegak.
Ø Prisma Tegak Segitiga
Sifat-sifat
prisma tegak segitiga :
1)
Memiliki
2 sisi berbentuk segitiga dan 3 sisi berbentuk persegi panjang.
2)
Memiliki
9 rusuk.
3)
Memiliki
6 titik sudut.
Ø Prisma Tegak Segi Lima
Sifat-sifat
prisma tegak segi lima :
1)
Memiliki
2 sisi berbentuk segi lima dan 5 sisi berbentuk persegi panjang.
2)
Memiliki
15 rusuk.
3)
Memiliki
10 titik sudut.
Prisma diberi nama berdasarkan segi-n pada sisi atas dan sisi alas.
3.
Limas
Limas adalah bangun ruang yang dibatasi
oleh sisi alas yang berbentuk segi-n
dan n segitiga yang bertemu pada satu
titik puncak.
Ø Limas Segi Empat
Sifat-sifat
limas segi empat :
1)
Memiliki
1 sisi berbentuk segi empat dan 4 sisi berbentuk segitiga.
2)
Memiliki
8 rusuk.
3)
Memiliki
5 titik sudut.
4)
Sisi
alasnya berbentuk segi empat dan sisi lainnya berbentuk segitiga.
Ø Limas Segitiga
Sifat-sifat
limas segitiga :
1)
Memiliki
4 sisi berbentuk segitiga.
2)
Memiliki
6 rusuk.
3)
Memiliki
4 titik sudut.
Limas diberi nama berdasarkan segi-n pada sisi alas.
4.
Kerucut
Kerucut adalah bangun ruang
yang dibatasi oleh satu sisi alas yang berbentuk lingkaran dan satu sisi
lengkung. Kerucut mempunyai salah satu cirri khas yaitu garis pelukis. Garis
pelukis ialah garis lurus yang menghubungkan titik puncak dengan sisi lengkung
(k).
Sifat-sifat Kerucut :
1)
Memiliki
1 sisi alas berbentuk lingkaran dan 1 sisi lengkung (selimut kerucut).
2)
Memiliki
1 rusuk lengkung.
3)
Tidak
memiliki titik sudut.
5. Bola
Bola dibatasi oleh suatu bidang lengkung yang jaraknya ke titik
pusat selalu sama. Jarak antara pusat bola dan bidang lengkung disebut
jari-jari. Tali busur yang melalui pusat bola disebut diameter. Hubungan antara
diameter dan jari-jari : d = 2 r.
Sifat-sifat Bola
:
1) Hanya
mempunyai 1 bidang sisi
2)
Tidak mempunyai
sudut dan tidak mempunyai rusuk
E. Luas dan Volume Bangun Ruang
1. Tabung
Gambar (a) adalah prisma segiempat beraturan (alasnya persegi),
prisma ini disebut juga balok. Gambar (b) adalah prisma segilima beraturan.
Adapun gambar (c) adalah prisma segienam beraturan. Jika pada alas prisma,
dibentuk segi beraturan secara terus menerus, misalnya segi delapan, segi enambelas,
segi tiga puluh dua, dan seterusnya maka alasnya akan menyerupai lingkaran
seperti gambar (d) dan bangun ini dinamakan tabung. Dengan demikian, volume
tabung dapat dipandang sebagai volume prisma.
Luas selimut tabung = 2
Luas tabung = L alas + L atas + L selimut
= 2 + 2 + 2
= 2 2 + 2
= 2 (r+t)
Dimana :
L= Luas sisi tabung
r = Jari-jari alas
d= Diameter
t = tinggi
Volume tabung = r2t
atau d2t
2. Kerucut
Hubungan antara r, t, dan garis pelukis
(s) :
·
s = 2
·
t = 2
Keterangan : t = tinggi kerucut
r = jari-jari alas kerucut
s = garis pelukis
Luas selimut =
πrs
Luas alas = πr2
Luas Permukaan kerucut = Luas alas + Luas Selimut
=
π x r2 + π x r x s
=
π r (r + s)
Volume =
1/3 x luas alas x tinggi
= r2t
Apabila kerucut mempunyai diameter alas, maka volumenya = d2t
3. Bola
Luas bola = 4 r2
atau d2
Luas belahan bola padat = Luas setengah bola + Luas lingkaran
=
2 r2
+ r2
=
3 r2
Volume Bola = V 2x kerucut
Volume Bola = 4 x V kerucut
= 4 x r2t
= r
= x r3
Volume Bola = r3 atau
d3
Contoh Soal :
Berapa Volume dan Luas bola, jika diketahui jari-jari
bola adalah 7 cm ?
Jawab :
Diketahui jari jari bola = 7 cm ; π = 22/7
Volume =
4/3 π r3
=4/3
x 22/7 x (7 cm)3
=4/3
x 22 x 49 cm3
=1437,33
cm3
Luas =
4 π r2
=
4 x 3,14 x (7)2
=
615,44 cm3
4. Kubus
Panjang rusuk kubus adalah 3
satuan, sehingga V = 3 x 3 x 3 = 27 satuan volume, atau V = r x r x r. Jadi,
volume kubus dengan rusuk r adalah V = r x r x r .
5. Limas
Untuk menentukan luas daerah permukaan
limas, harus menjumlahkan luas daerah alasnya dengan luas daerah seluruh
permukaan sisi tegaknya, sehingga luas permukaan limas tersebut merupakan luas daerah bidang-bidang sisi
limas tersebut. Ini juga tergantung pada bentuk segi banyak yang menjadi alas
dan sisi-sisi segitiga limas tersebut.
·
Luas permukaan
limas = luas alas + 4 luas sisi tegaknya
·
Volume limas = 1/3 . luas alas . t
Contoh soal :
Sebuah limas T.PQRS yang alasnya
berupa persegi dengan panjang sisi 12 cm, jika tinggi limas 8 cm ,hitunglah!
a. luas permukaan limas ?
b.volume limas ?
a.Diketahui : s = 12 cm
t = 8 cm
Ditanya :
Luas permukaan limas ?
Jawab :
TU = TO2 + OU2
= (8 cm )2
+ (6 cm)2
= 64 cm2 + 36 cm2
= 100 cm2
= 10 cm
Sehingga
luas segitiga TQR = ½ x QR x TU
=1/2 x 12 cm x 10
cm
= 6 cm x 10 cm
= 60 cm2
L permukaan limas =
L PQRS + 4 ( L segitiga TQR)
= ( PQ x
QR ) + 4 (L TQR)
= (12
cm x 12 cm) + 4 (60 cm2)
= 144 cm2
+ 240 cm2
= 384 cm2
b. Volume limas = 1/3 x L PQRS x t
= 1/3 x (12 cm x 12 cm ) x
8 cm
= 1/3 x 144 cm2 x 8 cm
= 48 cm2 x 8 cm
= 384 cm3
Jadi luas permukaan limas adalah 312 cm2 dan
volumenya 192 cm3.
6. Prisma Tegak Segitiga
Perhatikan bangun prisma tegak berikut ini.
Bangun-bangun
tersebut dinamakan prisma tegak. Nama bangun prisma tegak ditentukan oleh
bentuk alasnya. Jika alasnya berbentuk segitiga maka disebut prisma tegak
segitiga. Jika alas segiempat maka dinamakan prisma tegak segiempat, dan
seterusnya. Pada gambar (b), prisma tegak segiempat dinamakan juga balok. Kamu telah mengetahui bahwa volume balok adalah
seterusnya. Pada gambar (b), prisma tegak segiempat dinamakan juga balok. Kamu telah mengetahui bahwa volume balok adalah
Bagaimana
dengan volume prisma tegak segitiga? Bagaimanakah cara menghitung volume prisma
tegak segitiga? Agar kamu dapat menjawabnya, perhatikan peragaan berikut.
Ø Gambar (a) memperlihatkan balok
ABCDEFGH dengan ukuran p; l ; t dibelah menurut bidang BFHD.
Ø Hasil belahan tersebut berupa dua
prisma tegak segitiga yang sama dan sebangun. Alas kedua prisma tersebut berbentuk
segitiga.
Ø Volume prisma segitiga ABDEFH dan
BCDFGH sama, yaitu masing-masing setengah dari volume balok. Oleh karena itu,
Jadi, volume prisma tegak segitiga adalah V = L x t. Rumus tersebut berlaku juga
untuk setiap prisma lainnya.
F. Jaring-jaring Bangun Ruang
1. Jaring-Jaring Kubus dan Balok
Dalam
kegiatan belajar berikut, kita kembali lagi membicarakan bangun-bangun
ruang
seperti kubus, balok, limas, prisma, tabung, dan kerucut. Khusus yang akan kita
bicarakan sekarang adalah pembelajaran yang berkaitan dengan jaring-jaringnya.
Pada
pembahasan awal kita akan bicarakan jarring-jaring kubus dan jaring-jaring
balok beserta pembelajarannya. Namun sebelum pembelajaran dimulai terlebih
dahulu kita akan mempeajari konsep jaring-jaring itu sendiri. Dengan mudah kita
dapat memahami bahwa jika sebuah kubus yang terbuat dari karton diiris menurut
rusuk-rusuknya, sehingga terdapat enam daerah bujursangkar (persegi) yang
membentuk suatu bangun giometri yang dinamakan jarring-jaring. Untuk lebih
jelasnya kita dapat melakukan kegiatan pembelajaran membuka sisi balok (kotak)
yang berbentuk kubus dan balok seperti berikut ini.
1. Siapkan bekas tempat makanan, atau kardus kotak
kapur, atau kardus bekas tempat sepatu yang berbentuk balok dan kubus serta
sebuah gunting.
2. Mintalah pula anak-anak membawa bekas makanan
ringan atau kotak bekas kotak lain yang berbentuk kubus dan balok.
3. Mintalah anak untuk memotong sepanjang sisi tepi
kotak sedemikian hingga permukaan kotak mendatar berupa rangkaian enam persegi
(bujursangkar).
4. Yang susunannya seperti tampak pada gambar 5.41,
dan rangkaian enam persegi panjang yang susunannya seperti tampak pada gambar
5.42.
5. Selanjutnya mintalah anak maju kedepan untuk
menjelaskan kepada teman-temannya, mana sisi, bagaimana bentuknya, berapa
banyak sisi dari tiap-tiap bangun tersebut.
6. Mintalah anak yang lain untuk menanggapinya.
Berikan kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi.
Gambar
5.41
Gambar
5.42
Selanjutnya kegiatan pembelajaran membuka sisi kotak
yang berbentuk kubus dan balok seperti telah dibahas di atas dapat digunakan
sebagai alternatif untuk pembelajaran jaring-jaring kubus dan jaring-jaring
balok. Bentuk gambar 5.41 disebut jaring-jaring kubus, sedangkan bangun pada
gambar 5.42 disebut jaring-jaring balok.
Dalam
kegiatan di atas, jelas bahwa jaring-jaring kubus merupakan bentuk khusus yang
dapat digulung untuk membentuk suatu benda yang berbentuk kubus. Demikian pula
dengan jaring-jaring balok dapat digulung kembali menjadi sebuah balok.
Kegiatan yang melibatkan pembuatan dan penggunaan jaring-jaring adalah sangat
baik untuk membantu anak-anak mengembangkan kemampuan fisualisasi mereka
mengenai ruang.
2. Jaring-Jaring Limas
Sekarang kita
perhatikan kembali bangun ruang yang bernama limas. Pada gambar 5.48 (a) tampak
limas T. ABCD yang terbuat dari karton. Kemudian bidang sisi tegak direbahkan
kearah luar (poros rotasi terletak pada bidang tegak) limas tersebut diiris
menurut TA, TB, TC, dan TD. Senjutnya masing-masing seperti ditunjukkan oleh
gambar 5.48(b).
Akhirnya semua bidang tegak terletak pada bidang
pemuat alas. Bangun geometri yang kita peroleh merupakan jaring-jaring limas.
3.
Jaring-Jaring Prisma
Proses pembelajaran pembentukan
jarring-jaring prisma sebenarnya sudah dimulai sejak pertama kali kita
mendiskusikan konsep jarring-jaring, yaitu dalam pembelajaran jarring-jaring
dari model kubus dan balok.
Misalkan kita akan menunjukkan salah
satu bentuk jaring-jaring prisma tegak dengan alas segienam beraturan.
Sebaliknya kita dapat pula membuat model bangun ruang dari jarring-jaring
tersebut. Misalnya dari jarring-jaring prisma tegak segienam beraturan akan
dibangun kembali model bangun ruangnya.
Kegiatan pembelajaran membentuk model
bangun ruang prisma segienam beraturan dari jarring-jaringnya dilakukan dengan
bantuan kertas karton, gunting, dan lem sebagai bahan perekatnya. Caranya
dengan melipat dan melekatkan tepi-tepi yang sesuai, dan untuk melekatkannya
digunakan tambahan(lidah).
4.
Jaring-Jaring Tabung dan Jaring-Jaring Kerucut
Selanjutnya kita akan mendiskusikan
pelajaran jarring-jaring tabung dan jarring-jaring kerucut. Kegiatan pembelajarannya
dilakukan dengan membuka sisi-sisi wadah yang berbentuk tabung dan kerucut,
kemudian sediakan pula gunting dan lem sebagai bahan perekat. Sedangkan
alternatif kegiatan pembelajarannya dapat dilakukan sebagai berikut.
1. Mintalah
anak membawa bekas tempat makanan ringan yang terbuat dari karton yang
terbentuk tabung atau kerucut.
2. Tak
ada salahnya kita mengingatkan kembali unsur-unsur bangun ruang, misalnya
mintalah mereka menghitung banyaknya sisi (permukaan), sudut, dan garis
tepinya.
3. Mintalah
anak untuk memotong sepanjang sisi tepi wadah sedemikian hingga permukaan wadah
tersebut mendatar seperti ditunjukkan pada gambar 5.54 (sisi wadah yang
terbentuk tabung) dan gambar 5.55 (sisi wadah yang terbentuk kerucut).
4. Kemudian
mintalah anak atau kelompoknya untuk maju kedepan menjelaskan kepada
teman-temannya, bagaimana bentuknya dan mana sisinya, serta berapa banyak sisi
dari tiap-tiap bangun tersebut.
5. Mintalah
anak-anak yang lain atau kelompok lain untuk menanggapinya. Apakah meraka
setuju dengan yang dikemukakan temannya atau kelompok lainnya. Berikanlah
kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi dengan bimbingan guru.
Kegiatan pembelajaran membuka sisi-sisi
wadah yang berbentuk tabung dan kerucut seperti yang telah didiskusikan di atas
adalah alternatif proses pembelajaran jarring-jaring tabung (gambar 5.54©) dan
jaring-jaring kerucut (gambar 5.55(b)).
Selanjutnya, setelah anak memahami
jaring-jaring tabung dan jaring-jaring kerucut, anak perlu pula belajar
bagaimana membuat model tabung dan model kerucut. Dengan bantuan kertas karton
atau kertas yang agak tebal, gunting, dan perekat kita dapat membuat model
tabung dan model kerucut melalui tahapan seperti kegiatan pembelajaran membuat
model kubus dan model balok di atas. (perhatikan gambar 5.56).
G. Jaring-Jaring Bidang Banyak Beraturan
Pembelajaran jaring-jaring bidang banyak
beraturan telah kkita lakukan pada kegiatan belajar 1. Karenanya dalam
kesempatan sekarang tidak dibahas secara khusus. Anda dapat mempelajari dan
mendiskusikan alternatif-alternatif pembelajaran pembentukan jaring-jaring
maupun modelnya seperti bangun-bangun ruang yang lainnya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Geometri
dengan bangun ruangnya merupakan pengetahuan dasar yang harus dipelajari siswa.
Para siswa diharapkan mengenal konsep titik, garis, bidang, kubus, balok,
prisma, kerucut, tabung, bola, dan pengukuran serta konsep bangun ruang
lainnya. Pertimbangan lainnya adalah bangun ruang sangat banyak digunakan dalam
kehidupan keseharian siswa.
Pembelajaran
pembuatan model-model bangun ruang (kubus, balok, prisma, limas, dan kerucut)
dapat dilakukan dengan bantuan kertas karton, gunting, dan perekat. Adapun
caranya dengan terlebih dahulu dibuat jarring-jaring dari bangun-bangun ruang
tersebut dan dengan melipat dan melekatkan tepi-tepi yang sesuai, maka akan
terbentuklah model-model bangun ruang tersebut. Pembelajaran yang melibatkan
pembuatan dan penggunaan jarring-jaring adalah sangat baik untuk membantu
anak-anak mengembangkan kemampuan visualisasi mereka mengenai ruang.
Dengan
bantuan konsep jaring-jaring bangun ruang dapat menyelesaikan masalah-masalah
matematika atau masalah sehari-hari yang berkaitan dengan bangun-bangun ruang.
Penggunaan konsep jaring-jaring bangun ruang ini dapat dilakukan dalam proses
pembelajaran yang melibatkan anak secara langsung mengidentifikasi,
mempraktekkan, dan mendiskusikan baik dalam kelompok kecil maupun kelompok
besar.
BAB I
PENDAHULUAN
Mengapa
geometri khususnya bangun ruang diajarkan pada siswa Sekolah Dasar (SD)?
Pengetahuan geometri termasuk bangun ruang dapat mengembangkan pemahaman anak
terhadap dunia sekitarnya. Bukan hanya kemampuan bangun datar saja, kemampuan
tentang bangun ruang pun dapat dikenalkan pada anak usia SD, bahkan pada anak
Taman Kanak-Kanak (TK) asalkan dengan pendekatan yang sesuai dengan tahap
berpikir mereka.
Geometri
dengan bangun ruangnya merupakan pengetahuan dasar yang harus dipelajari siswa.
Para siswa diharapkan mengenal konsep titik, garis, bidang, kubus, balok,
prisma, kerucut, tabung, bola, dan pengukuran serta konsep bangun ruang
lainnya. Para siswa sering menemukan bangun-bangun ruang seperti bentuk ruang
kelas, televisi, lemari, stadion, bahkan komputer. Pengetahuan bangun ruang
dapat mengembangkan pemahaman anak terhadap dunia sekitarnya.
Perlu
pula diketahui, bahwa secara umum setelah kita mempelajari ini diharapkan dapat
melaksanakan pembelajaran matematika di SD untuk bangun-bangun ruang dengan
pendekatan dan media yang sesuai, serta dapat mengembangkan diri sebagai guru
matematika di SD dalam bidang matematika. Untuk menunjang kemampuan-kemampuan
tersebut diantaranya diperlukan beberapa kompetensi berikut.
1.
Menjelaskan
bidang banyak dan bangun ruang kepada siswa SD dengan menggunakan media yang
sesuai
2.
Menjelaskan
miskonsepsi yang terjadi pada unsur-unsur ruang
3.
Menjelaskan
jaring-jaring bangun ruang kepada siswa SD
dengan menggunakan media yang sesuai
4.
Menggunakan
konsep jaring-jaring bangun ruang untuk menyelesaikan masalah dalam matematika
atau masalah sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Unsur-Unsur
Ruang
1.
Titik
Masih ingatkah tentang beberapa konsep
dalam geometri bangun datar seperti titik, ruas garis, sudut, segi tiga,
persegi panjang, lingkaran, dan konsep-konsep bangun datar lainnya. Perlu
diketahui bahwa dalam mempelajari bangun ruang tentu saja bangun datar adalah
prasyaratnya.
Sebagaimana telah diketahui bahwa secara
sederhana dapat didefinisikan bahwa
geometri merupakan suatu studi tentang himpunan titik. Pada definisi ini memuat
kata yang tidak didefinisikan (non-defined
forms), yaitu “titik”. Dalam mempelajari geometri bangun ruang akan
ditemukan beberapa kata yang tidak didefinisikan, misalnya titik, garis,
bidang, ruang, dan permukaan (surface).
Namun walaupun kata atau istilah tersebut tidak didefinisikan, masih bisa
dipelajari beberapa sifatnya.
2.
Garis
Selain titik unsur-unsur bangun ruang
lainnya adalah garis dan bidang. Sebelum membicarakan garis tentunya masih ingat
dengan konsep ruas garis (segment)
dan sinar. Ruas garis adalah bagian atau patahan dari sebuah garis, sedangkan
jika ruas garis itu diperpanjang terus menerus ke satu arah, maka terjadilah
sinar.
A B
A B
Gambar diatas tampak bahwa ruas garis AB
jika diperpanjang terus ke kanan, maka terjadilah sinar AB. Titik A disebut
titik pangkal sinar. Sinar berpangkal, tetapi tidak berujung. Apabila ruas
garis AB diperpanjang terus ke kiri, maka terjadilah BA. Titik pangkal BA
adalah titik B.
3.
Bidang
Unsur ruang atau himpunan bagian dari
ruang yang menjadi perhatian selanjutnya adalah “bidang”. Secara intuitif, kita dapat membayangkan
suatu bidang sebagai permukaan suatu meja yang sangat rata, atau permukaan
suatu lantai, atau permukaan suatu dinding, atau permukaan rata yang lain.
Karena bidang (bidang datar) meluas
terus menerus ke segala arah, maka tidak mungkin kita menggambar bidang itu
seluruhnya. Biasanya untuk menggambar suatu bidang kita ambil bagian yang
berbentuk daerah persegi panjang untuk mewakili bidang tadi.
Dengan pendalaman pemahaman guru tentang
unsur-unsur ruang seperti titik, garis dan bidang dapat didiskusikan berbagai
kemungkinan letak titik, garis dan bidang. Misalnya bagaimana kemungkinan letak
titik dan bidang, letak titik dan garis, letak garis dan bidang, letak dua
garis, letak dua bidang, letak tiga bidang, dan sebagainya.
B. Bidang Banyak
dan Bangun Ruang
1.
Bidang
banyak (Polihedron)
Segitiga, segiempat, dan segilima adalah
contoh-contoh segi banyak, sedangkan lingkaran tentunya bukanlah contoh segi
banyak. Sekarang cobalah perhatikan benda-benda disekitar kehidupan seperti
batu bata, kaleng mentega, drum minyak tanah, lemari, bola basket, TV, kulkas,
dan sejenisnya. Benda semacam ini mempunyai permukaan sebagai pembatasnya.
Dalam geometri bangun ruang batas-batas benda seperti itu disebut permukaan tertutup sederhana.
Permukaan tertutup sederhana dalam
geometri ruang (tiga dimensi) adalah suatu konsep yang mirip dengan konsep
lengkungan tertutup sederhana pada geometri bidang (dua dimensi).
Lengkungan tertutup sederhana membagi
bidang (bidang gambar) menjadi tiga bagian lepas, yaitu bagian luar, lengkungan
tertutup sederhana sendiri, dan yang ketiga bagian dalamnya. Demikian pula
dengan sebuah permukaan tertutup sederhana yang membagi ruang menjadi tiga
himpunan titik lepas. Ketiga himpunan titik itu adalah bagian dalam, bagian
luar, dan permukaan tutup sederhana itu sendiri. Gabungan dari bagian dalamnya
dan permukaan tertutup sederhana dinamakan daerah
permukaan tertutup sederhana. Sedangkan sebuah permukaan tertutup sederhana
yang terdiri dari daerah-daerah segi banyak (poligon) dinamakan bidang banyak (polyhedron).
2.
Bidang
Banyak Beraturan
Bidang banyak ada yang dibatasi oleh
satu macam segi banyak saja, tetapi ada pula yang dibatasi oleh beberapa macam
segi banyak. Jika pembatasnya hanya terdiri atas satu macam segi banyak
beraturan dan kongruen (sama dan sebangun) maka bidang banyak tersebut
dinamakan bidang banyak beraturan. Jadi, jelaslah bahwa bidang banyak beraturan
adalah bidang banyak yang bidang sisinya berupa satu macam segi banyak
beraturan yang kongruen.
Beberapa bidang banyak beraturan yang sudah dikenal sejak zaman
Yunani kuno, diantaranya :
a. Bidang
empat beraturan (tetrahedron)
b. Bidang
enam beraturan (heksahedron)
c. Bidang
delapan beraturan (oktahedron)
d. Bidang
duabelas beraturan (isohedron)
e. Bidang
dua puluh beraturan (dodecahedron)
Mengenai bidang banyak beraturan ini ada
seseorang yang bernama Euler yang telah menemukan sifat atau hubungan antara
banyak titik sudut (T), banyaknya sisi (S) dan banyaknya rusuk (R) yaitu
sebagai berikut :
Bidang n beraturan
|
T
|
S
|
R
|
hubungan
|
Bidang 4
|
4
|
4
|
6
|
4 + 4 = 6 + 2
|
Bidang 6
|
6
|
6
|
12
|
6 + 6 = 12 + 2
|
Bidang 8
|
8
|
8
|
12
|
8 + 8 = 12 + 2
|
Bidang 12
|
20
|
12
|
20
|
20 + 12 = 20 + 2
|
Bidang 20
|
12
|
20
|
30
|
12 + 20 = 30 + 2
|
Kesimpulan:
T + S = R + 2 (rumus Euler)
3.
Bangun
Ruang
Coba perhatikan sebuah kotak misalnya
tempat kapur tulis, balon yang sudah ditiup, atau mendiskusikan keberadaan
ruangan kelas yang dibatasi oleh empat dinding, lantai dan plafon
(langit-langit). Kesemuanya itu merupakan contoh-contoh bangun ruang. Selain
itu masih banyak contoh-contoh bangun ruang yang mempunyai nama-nama khusus
seperti kubus, balok (nama yang biasa digunakan untuk kotak), limas, prisma,
kerucut, tabung, bola, dan sebagainya.
4. Prisma (Prism)
Salah satu diantara bidang banyak yang
penting adalah prisma. Prisma adalah bidang banyak yang dibatasi oleh dua bidang
yang sejajar dan beberapa bidang lain yang berpotongan menurut garis-garis yang
sejajar
Bila titik sudut yang seletak
dihubungkan, maka semua daerah segi empat yang dibentuk oleh semua garis hubung
tersebut, dan daerah kedua segi n itu akan membentuk sebuah prisma. Garis-garis
hubung itu akan saling sejajar pula. Prisma adalah gabungan semua sisinya dan
bagian dalamnya himpunan titik yang kosong. Sedangkan nama prisma ditentukan
oleh segi n itu, misalnya prisma sisi tiga, prisma sisi empat, dan seterusnya.
Yang cukup penting dari prisma ini adalah prisma sisi empat yang akan kita
bicarakan pada bagian mendatang.
Pengelompokan prisma atas letak rusuk
tegaknya terhadap alas prisma terbagi menjadi prisma-prisma tegak dan prisma-prisma
miring. Salah satu keluarga prisma yang sanagt penting adalah prisma segi
empat. Prisma segi empat ada yang alasnya segi empat sembarang dan ada yang
alasnya berupa jajargenjang. Prisma yang alasnya berbentuk jajargenjang disebut paralelepipidum
atau paralelepipida.
Paralelepipida dapat dikelompokkan atas dua jenis, yaitu paralelepipida tegak
dan paralelepida miring.
Paralelepida tegak masih bias
dikelompokkan atas dua jenis lagi, yang alasnya daerah jajargenjang dan yang
alasnya daerah empat persegipanjang. Paralelepida tegak yang alasnya daerah
persegi panjang disebut balok. Jika alasnya dari sisi-sisi tegak sebuah balok
adalah bujursangkar atau persegi, maka balok disebut sebuah kubus.
5. Limas atau Piramid (pyramid)
Limas ialah suatu benda ruang yang dibatasi
oleh sebuah segi banyak dan segitiga-segitiga yang mempunyai titik puncak
persekutuan di luar segibanyak tersebut, sedangkan sisi-sisi segi banyak itu
merupakan alas-alas segitiga-segitiga itu (definisi). Suatu limas dinamakan
limas sisi tiga, sisi empat, sisi lima, dan sebagainya, jika segibanyak itu
berupa segitiga, segiempat, segilima, dan sebagainya. Jika alas suatu limas
berbentuk segi n yang beraturan, maka dikenal dengan sebutan limas teratur.
Limas teratur adalah limas yang bidang alasnya merupakan segi-n beraturan dan
proyeksi titik puncak pada bidang alasnya berimpit dengan pusat badang alas
(defnisi).
6. Bidang Empat
Limas segitiga dinamakan juga bidang
empat, karena dibatasi oleh empat buah bidang. Bidang empat adalah limas yang
alasnya berupa segitiga (definisi).
Ada
beberapa ketentuan (definisi) yang perlu kita ketahui tentang bidang empat,
yaitu :
1. Bidang
empat teratur adalah bidang empat yang keempat bidang batasnya kongruen.
2. Bidang
empat tegak adalah bidang empat yang salah satu rusuknya tegak lurus pada
bidang alas.
3. Bidang
empat siku-siku adalah bidang empat yang mempunyai tiga rusuk bertemu pada satu
titik sudut saling tegak lurus.
4. Bidang
empat sembarang adalah bidang empat yang tidak termasuk salah satu bidang di
atas.
7. Tabung atau Silinder
(Cylinder)
Perlu kita ketahui bahwa tidak semua
permukaan tertutup sederhana adalah bidang banyak yang bersisi daerah segi
banyak. Ada pula permukaan tertutup sederhana yang sisinya lengkung. Beberapa
di antaranya yang sering kita jumpai adalah tabung (silinder), kerucut, dan
bola.
Benda-benda seperti drum minyak tanah
dan kaleng susu merupakan tabung lingkaran tegak. Tabung lingkaran tegak atau
kita sebut tabung, permukaannya terdiri dari dua buah lingkaran beserta
bagian-bagian dalamnya (daerah lingkaran) dan sebuah sisi lengkung. Kedua
daerah lingkaran itu kongruen dan letaknya sejajar lingkaran-lingkaran dan
bagian-bagian dalamnya disebut alas-alas tabung.
Pada umumnya tabung terjadi dari dua
alas yang berbentuk dua daerah lengkungan sejajar dan kongruen dengan sisi
lengkung yang merupakan daerah yang dibatasi kedua lengkungan itu. Jika ruas
garis-ruas garis pada sisi lengkung tegak lurus pada alasnya, maka disebut
tabung tegak. Sedangkan apabila ruas garis-ruas garis itu miring letaknya pada
alas, maka disebut tabung miring.
8. Kerucut (Conic)
Sebuah kerucut terdiri atas dua sisi.
Sisi pertama merukan sebuah daerah lengkungan tertutup sederhana yang datar dan
disebut sebagai alasnya. Sisi kedua merupakan daerah lengkungan tertututp sederhana
yang terjadi karena sebuah titik dihubungkan oleh ruas garis-ruas garis dengan
tiap titik di tepi alasnya.
Kerucut
atau kerucut lingkaran tegak ialah tempat kedudukan
garis-garis yang melalui sebuah titik tetap P dan memotong sebuah lingkaran (N,
R) sehingga PN bidang lingkaran (N, R) Titik P disebut titik puncak, langkaran (N, R) dinamakan lingkaran alas dan PN disebut sumbu
kerucut. Garis-garis itu disebut garis-garis pelukis (definisi)
9. Bola
Bola adalah tempat kedudukan titik-titik
yang berjarak sama (R) dari sebuah titik tetap M. Titik M disebut titik pusat
dan jarak yang sama atau R disebut jari-jari bola. Di dalam bola dikenal pula
istilah tali busur dan garis tengah. Tali
busur bola ialah garis hubung dua buah titik sembarang yang terletak pada
bola. Sedangkan tali busur yang melalui titk pusat disebut garis tengah bola.
Beberapa
istilah yang berkaitan dengan bola, di antaranya :
a. Bidang singgung
pada bola ialah bidang yang hanya mempunyai satu titik persekutuan dengan bola.
Sedangkan titik persekutuannya disebut titik singgung.
b. Garis singgung
pada bola ialah garis yang hanya mempunyai satu titik
persekutuan dengan bola, dan titik persekutuannya disebut titik singgung.
C. Miskonsepsi Pemahaman Unsur-Unsur Ruang
Ada beberapa hal yang perlu kita
perhatikan dalam menjelaskan konsep bangun ruang kepada para siswa di SD,
sehingga terhindar dari terjadinya miskonsepsi dalam proses pembelajaran itu.
Selain itu, perlu pula kita mengetahui beberapa hal yang sering terjadi
miskonsepsi dalam pembelajaran bagun-bangun ruang antara lain:
1. Sering
terjadi miskonsepsi dalam memahami konsep sisi dari bangun-bangun ruang. Dalam
sebuah permukaan tertutup sederhana, yaitu dalam geometri ruang pengertian sisi
adalah sebagai bidang-bidang pembatas. Sisi-sisi tersebut bias berupa
daerah-daerah segi banyak (poligon) dan bias pula sisinya lengkung.
Bangun-bangun ruang yang sisinya berupa segi banyak seperti prisma, limas,
balok, bidang banyak dan sejenisnya, sedangkan bangun-bangun ruang yang sisinya
berupa lengkung adalah tabung (silinder), kerucut, dan bola. Namun kenyataannya
sering diantaranya kita menyebut sisi dari suatu bangun ruang pada rusuk.
Padahal rusuk adalah ruas garis yang merupakan perpotongan dua sisi suatu
bangun ruang. Kesalahan ini terjadi disebabkan pengertian sisi dalam geometri
bangun datar terbawa ketika membicarakan bangun-bangun ruang.
2. Miskonsepsi
sering pula terjadi ketika memahami konsep kerucut dan tabung. Sebagaimana kita
ketahui bahwa kerucut mempunyai dua sisi. Sisi pertamanya adalah daerah
lengkungan tertutup sederhana yang disebut alas. Sisi kedua merupakan daerah
tertutup sederhana yang terjadi karena sebuah titik dihubungkan oleh ruas
garis-ruas garis dengan tiap titik di tepi alasnya.
D. Sifat-Sifat Bangun Ruang
Dalam kehidupan sehari-hari
banyak benda yang berebntuk tabung, prisma tegak, dan kerucut.
1.
Tabung
Tabung adalah bangun ruang yang dibatasi
oleh dua sisi berhadapan dan sejajar, berbentuk lingkaran, dan satu sisi
lengkung. Tabung atau silinder tidak mempunyai diagonal sisi dan diagonal
ruang. Jari-jari lingkaran adalah jarak dari titik pusat lingkaran ke sisi
lengkung, sedangkan diameter lingkaran adalah jarak antara sisi lengkung, dan
tinggi tabung adalah jarak antara sisi alas dan sisi atas.
Sifat-sifat tabung :
1)
Memiliki
2 sisi berbentuk lingkaran dan 1 sisi lengkung (selimut tabung).
2)
Memiliki
2 rusuk lengkung dan 3 buah bidang sisi.
3)
Tidak
memiliki titik sudut.
2.
Prisma Tegak
Prisma tegak adalah bangun ruang yang
dibatasi oleh dua sisi berhadapan dan sejajar yang berbentuk segi-n dan mempunyai n sisi tegak.
Ø Prisma Tegak Segitiga
Sifat-sifat
prisma tegak segitiga :
1)
Memiliki
2 sisi berbentuk segitiga dan 3 sisi berbentuk persegi panjang.
2)
Memiliki
9 rusuk.
3)
Memiliki
6 titik sudut.
Ø Prisma Tegak Segi Lima
Sifat-sifat
prisma tegak segi lima :
1)
Memiliki
2 sisi berbentuk segi lima dan 5 sisi berbentuk persegi panjang.
2)
Memiliki
15 rusuk.
3)
Memiliki
10 titik sudut.
Prisma diberi nama berdasarkan segi-n pada sisi atas dan sisi alas.
3.
Limas
Limas adalah bangun ruang yang dibatasi
oleh sisi alas yang berbentuk segi-n
dan n segitiga yang bertemu pada satu
titik puncak.
Ø Limas Segi Empat
Sifat-sifat
limas segi empat :
1)
Memiliki
1 sisi berbentuk segi empat dan 4 sisi berbentuk segitiga.
2)
Memiliki
8 rusuk.
3)
Memiliki
5 titik sudut.
4)
Sisi
alasnya berbentuk segi empat dan sisi lainnya berbentuk segitiga.
Ø Limas Segitiga
Sifat-sifat
limas segitiga :
1)
Memiliki
4 sisi berbentuk segitiga.
2)
Memiliki
6 rusuk.
3)
Memiliki
4 titik sudut.
Limas diberi nama berdasarkan segi-n pada sisi alas.
4.
Kerucut
Kerucut adalah bangun ruang
yang dibatasi oleh satu sisi alas yang berbentuk lingkaran dan satu sisi
lengkung. Kerucut mempunyai salah satu cirri khas yaitu garis pelukis. Garis
pelukis ialah garis lurus yang menghubungkan titik puncak dengan sisi lengkung
(k).
Sifat-sifat Kerucut :
1)
Memiliki
1 sisi alas berbentuk lingkaran dan 1 sisi lengkung (selimut kerucut).
2)
Memiliki
1 rusuk lengkung.
3)
Tidak
memiliki titik sudut.
5. Bola
Bola dibatasi oleh suatu bidang lengkung yang jaraknya ke titik
pusat selalu sama. Jarak antara pusat bola dan bidang lengkung disebut
jari-jari. Tali busur yang melalui pusat bola disebut diameter. Hubungan antara
diameter dan jari-jari : d = 2 r.
Sifat-sifat Bola
:
1) Hanya
mempunyai 1 bidang sisi
2)
Tidak mempunyai
sudut dan tidak mempunyai rusuk
E. Luas dan Volume Bangun Ruang
1. Tabung
Gambar (a) adalah prisma segiempat beraturan (alasnya persegi),
prisma ini disebut juga balok. Gambar (b) adalah prisma segilima beraturan.
Adapun gambar (c) adalah prisma segienam beraturan. Jika pada alas prisma,
dibentuk segi beraturan secara terus menerus, misalnya segi delapan, segi enambelas,
segi tiga puluh dua, dan seterusnya maka alasnya akan menyerupai lingkaran
seperti gambar (d) dan bangun ini dinamakan tabung. Dengan demikian, volume
tabung dapat dipandang sebagai volume prisma.
Luas selimut tabung = 2
Luas tabung = L alas + L atas + L selimut
= 2 + 2 + 2
= 2 2 + 2
= 2 (r+t)
Dimana :
L= Luas sisi tabung
r = Jari-jari alas
d= Diameter
t = tinggi
Volume tabung = r2t
atau d2t
2. Kerucut
Hubungan antara r, t, dan garis pelukis
(s) :
·
s = 2
·
t = 2
Keterangan : t = tinggi kerucut
r = jari-jari alas kerucut
s = garis pelukis
Luas selimut =
πrs
Luas alas = πr2
Luas Permukaan kerucut = Luas alas + Luas Selimut
=
π x r2 + π x r x s
=
π r (r + s)
Volume =
1/3 x luas alas x tinggi
= r2t
Apabila kerucut mempunyai diameter alas, maka volumenya = d2t
3. Bola
Luas bola = 4 r2
atau d2
Luas belahan bola padat = Luas setengah bola + Luas lingkaran
=
2 r2
+ r2
=
3 r2
Volume Bola = V 2x kerucut
Volume Bola = 4 x V kerucut
= 4 x r2t
= r
= x r3
Volume Bola = r3 atau
d3
Contoh Soal :
Berapa Volume dan Luas bola, jika diketahui jari-jari
bola adalah 7 cm ?
Jawab :
Diketahui jari jari bola = 7 cm ; π = 22/7
Volume =
4/3 π r3
=4/3
x 22/7 x (7 cm)3
=4/3
x 22 x 49 cm3
=1437,33
cm3
Luas =
4 π r2
=
4 x 3,14 x (7)2
=
615,44 cm3
4. Kubus
Panjang rusuk kubus adalah 3
satuan, sehingga V = 3 x 3 x 3 = 27 satuan volume, atau V = r x r x r. Jadi,
volume kubus dengan rusuk r adalah V = r x r x r .
5. Limas
Untuk menentukan luas daerah permukaan
limas, harus menjumlahkan luas daerah alasnya dengan luas daerah seluruh
permukaan sisi tegaknya, sehingga luas permukaan limas tersebut merupakan luas daerah bidang-bidang sisi
limas tersebut. Ini juga tergantung pada bentuk segi banyak yang menjadi alas
dan sisi-sisi segitiga limas tersebut.
·
Luas permukaan
limas = luas alas + 4 luas sisi tegaknya
·
Volume limas = 1/3 . luas alas . t
Contoh soal :
Sebuah limas T.PQRS yang alasnya
berupa persegi dengan panjang sisi 12 cm, jika tinggi limas 8 cm ,hitunglah!
a. luas permukaan limas ?
b.volume limas ?
a.Diketahui : s = 12 cm
t = 8 cm
Ditanya :
Luas permukaan limas ?
Jawab :
TU = TO2 + OU2
= (8 cm )2
+ (6 cm)2
= 64 cm2 + 36 cm2
= 100 cm2
= 10 cm
Sehingga
luas segitiga TQR = ½ x QR x TU
=1/2 x 12 cm x 10
cm
= 6 cm x 10 cm
= 60 cm2
L permukaan limas =
L PQRS + 4 ( L segitiga TQR)
= ( PQ x
QR ) + 4 (L TQR)
= (12
cm x 12 cm) + 4 (60 cm2)
= 144 cm2
+ 240 cm2
= 384 cm2
b. Volume limas = 1/3 x L PQRS x t
= 1/3 x (12 cm x 12 cm ) x
8 cm
= 1/3 x 144 cm2 x 8 cm
= 48 cm2 x 8 cm
= 384 cm3
Jadi luas permukaan limas adalah 312 cm2 dan
volumenya 192 cm3.
6. Prisma Tegak Segitiga
Perhatikan bangun prisma tegak berikut ini.
Bangun-bangun
tersebut dinamakan prisma tegak. Nama bangun prisma tegak ditentukan oleh
bentuk alasnya. Jika alasnya berbentuk segitiga maka disebut prisma tegak
segitiga. Jika alas segiempat maka dinamakan prisma tegak segiempat, dan
seterusnya. Pada gambar (b), prisma tegak segiempat dinamakan juga balok. Kamu telah mengetahui bahwa volume balok adalah
seterusnya. Pada gambar (b), prisma tegak segiempat dinamakan juga balok. Kamu telah mengetahui bahwa volume balok adalah
Bagaimana
dengan volume prisma tegak segitiga? Bagaimanakah cara menghitung volume prisma
tegak segitiga? Agar kamu dapat menjawabnya, perhatikan peragaan berikut.
Ø Gambar (a) memperlihatkan balok
ABCDEFGH dengan ukuran p; l ; t dibelah menurut bidang BFHD.
Ø Hasil belahan tersebut berupa dua
prisma tegak segitiga yang sama dan sebangun. Alas kedua prisma tersebut berbentuk
segitiga.
Ø Volume prisma segitiga ABDEFH dan
BCDFGH sama, yaitu masing-masing setengah dari volume balok. Oleh karena itu,
Jadi, volume prisma tegak segitiga adalah V = L x t. Rumus tersebut berlaku juga
untuk setiap prisma lainnya.
F. Jaring-jaring Bangun Ruang
1. Jaring-Jaring Kubus dan Balok
Dalam
kegiatan belajar berikut, kita kembali lagi membicarakan bangun-bangun
ruang
seperti kubus, balok, limas, prisma, tabung, dan kerucut. Khusus yang akan kita
bicarakan sekarang adalah pembelajaran yang berkaitan dengan jaring-jaringnya.
Pada
pembahasan awal kita akan bicarakan jarring-jaring kubus dan jaring-jaring
balok beserta pembelajarannya. Namun sebelum pembelajaran dimulai terlebih
dahulu kita akan mempeajari konsep jaring-jaring itu sendiri. Dengan mudah kita
dapat memahami bahwa jika sebuah kubus yang terbuat dari karton diiris menurut
rusuk-rusuknya, sehingga terdapat enam daerah bujursangkar (persegi) yang
membentuk suatu bangun giometri yang dinamakan jarring-jaring. Untuk lebih
jelasnya kita dapat melakukan kegiatan pembelajaran membuka sisi balok (kotak)
yang berbentuk kubus dan balok seperti berikut ini.
1. Siapkan bekas tempat makanan, atau kardus kotak
kapur, atau kardus bekas tempat sepatu yang berbentuk balok dan kubus serta
sebuah gunting.
2. Mintalah pula anak-anak membawa bekas makanan
ringan atau kotak bekas kotak lain yang berbentuk kubus dan balok.
3. Mintalah anak untuk memotong sepanjang sisi tepi
kotak sedemikian hingga permukaan kotak mendatar berupa rangkaian enam persegi
(bujursangkar).
4. Yang susunannya seperti tampak pada gambar 5.41,
dan rangkaian enam persegi panjang yang susunannya seperti tampak pada gambar
5.42.
5. Selanjutnya mintalah anak maju kedepan untuk
menjelaskan kepada teman-temannya, mana sisi, bagaimana bentuknya, berapa
banyak sisi dari tiap-tiap bangun tersebut.
6. Mintalah anak yang lain untuk menanggapinya.
Berikan kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi.
Gambar
5.41
Gambar
5.42
Selanjutnya kegiatan pembelajaran membuka sisi kotak
yang berbentuk kubus dan balok seperti telah dibahas di atas dapat digunakan
sebagai alternatif untuk pembelajaran jaring-jaring kubus dan jaring-jaring
balok. Bentuk gambar 5.41 disebut jaring-jaring kubus, sedangkan bangun pada
gambar 5.42 disebut jaring-jaring balok.
Dalam
kegiatan di atas, jelas bahwa jaring-jaring kubus merupakan bentuk khusus yang
dapat digulung untuk membentuk suatu benda yang berbentuk kubus. Demikian pula
dengan jaring-jaring balok dapat digulung kembali menjadi sebuah balok.
Kegiatan yang melibatkan pembuatan dan penggunaan jaring-jaring adalah sangat
baik untuk membantu anak-anak mengembangkan kemampuan fisualisasi mereka
mengenai ruang.
2. Jaring-Jaring Limas
Sekarang kita
perhatikan kembali bangun ruang yang bernama limas. Pada gambar 5.48 (a) tampak
limas T. ABCD yang terbuat dari karton. Kemudian bidang sisi tegak direbahkan
kearah luar (poros rotasi terletak pada bidang tegak) limas tersebut diiris
menurut TA, TB, TC, dan TD. Senjutnya masing-masing seperti ditunjukkan oleh
gambar 5.48(b).
Akhirnya semua bidang tegak terletak pada bidang
pemuat alas. Bangun geometri yang kita peroleh merupakan jaring-jaring limas.
3.
Jaring-Jaring Prisma
Proses pembelajaran pembentukan
jarring-jaring prisma sebenarnya sudah dimulai sejak pertama kali kita
mendiskusikan konsep jarring-jaring, yaitu dalam pembelajaran jarring-jaring
dari model kubus dan balok.
Misalkan kita akan menunjukkan salah
satu bentuk jaring-jaring prisma tegak dengan alas segienam beraturan.
Sebaliknya kita dapat pula membuat model bangun ruang dari jarring-jaring
tersebut. Misalnya dari jarring-jaring prisma tegak segienam beraturan akan
dibangun kembali model bangun ruangnya.
Kegiatan pembelajaran membentuk model
bangun ruang prisma segienam beraturan dari jarring-jaringnya dilakukan dengan
bantuan kertas karton, gunting, dan lem sebagai bahan perekatnya. Caranya
dengan melipat dan melekatkan tepi-tepi yang sesuai, dan untuk melekatkannya
digunakan tambahan(lidah).
4.
Jaring-Jaring Tabung dan Jaring-Jaring Kerucut
Selanjutnya kita akan mendiskusikan
pelajaran jarring-jaring tabung dan jarring-jaring kerucut. Kegiatan pembelajarannya
dilakukan dengan membuka sisi-sisi wadah yang berbentuk tabung dan kerucut,
kemudian sediakan pula gunting dan lem sebagai bahan perekat. Sedangkan
alternatif kegiatan pembelajarannya dapat dilakukan sebagai berikut.
1. Mintalah
anak membawa bekas tempat makanan ringan yang terbuat dari karton yang
terbentuk tabung atau kerucut.
2. Tak
ada salahnya kita mengingatkan kembali unsur-unsur bangun ruang, misalnya
mintalah mereka menghitung banyaknya sisi (permukaan), sudut, dan garis
tepinya.
3. Mintalah
anak untuk memotong sepanjang sisi tepi wadah sedemikian hingga permukaan wadah
tersebut mendatar seperti ditunjukkan pada gambar 5.54 (sisi wadah yang
terbentuk tabung) dan gambar 5.55 (sisi wadah yang terbentuk kerucut).
4. Kemudian
mintalah anak atau kelompoknya untuk maju kedepan menjelaskan kepada
teman-temannya, bagaimana bentuknya dan mana sisinya, serta berapa banyak sisi
dari tiap-tiap bangun tersebut.
5. Mintalah
anak-anak yang lain atau kelompok lain untuk menanggapinya. Apakah meraka
setuju dengan yang dikemukakan temannya atau kelompok lainnya. Berikanlah
kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi dengan bimbingan guru.
Kegiatan pembelajaran membuka sisi-sisi
wadah yang berbentuk tabung dan kerucut seperti yang telah didiskusikan di atas
adalah alternatif proses pembelajaran jarring-jaring tabung (gambar 5.54©) dan
jaring-jaring kerucut (gambar 5.55(b)).
Selanjutnya, setelah anak memahami
jaring-jaring tabung dan jaring-jaring kerucut, anak perlu pula belajar
bagaimana membuat model tabung dan model kerucut. Dengan bantuan kertas karton
atau kertas yang agak tebal, gunting, dan perekat kita dapat membuat model
tabung dan model kerucut melalui tahapan seperti kegiatan pembelajaran membuat
model kubus dan model balok di atas. (perhatikan gambar 5.56).
G. Jaring-Jaring Bidang Banyak Beraturan
Pembelajaran jaring-jaring bidang banyak
beraturan telah kkita lakukan pada kegiatan belajar 1. Karenanya dalam
kesempatan sekarang tidak dibahas secara khusus. Anda dapat mempelajari dan
mendiskusikan alternatif-alternatif pembelajaran pembentukan jaring-jaring
maupun modelnya seperti bangun-bangun ruang yang lainnya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Geometri
dengan bangun ruangnya merupakan pengetahuan dasar yang harus dipelajari siswa.
Para siswa diharapkan mengenal konsep titik, garis, bidang, kubus, balok,
prisma, kerucut, tabung, bola, dan pengukuran serta konsep bangun ruang
lainnya. Pertimbangan lainnya adalah bangun ruang sangat banyak digunakan dalam
kehidupan keseharian siswa.
Pembelajaran
pembuatan model-model bangun ruang (kubus, balok, prisma, limas, dan kerucut)
dapat dilakukan dengan bantuan kertas karton, gunting, dan perekat. Adapun
caranya dengan terlebih dahulu dibuat jarring-jaring dari bangun-bangun ruang
tersebut dan dengan melipat dan melekatkan tepi-tepi yang sesuai, maka akan
terbentuklah model-model bangun ruang tersebut. Pembelajaran yang melibatkan
pembuatan dan penggunaan jarring-jaring adalah sangat baik untuk membantu
anak-anak mengembangkan kemampuan visualisasi mereka mengenai ruang.
Dengan
bantuan konsep jaring-jaring bangun ruang dapat menyelesaikan masalah-masalah
matematika atau masalah sehari-hari yang berkaitan dengan bangun-bangun ruang.
Penggunaan konsep jaring-jaring bangun ruang ini dapat dilakukan dalam proses
pembelajaran yang melibatkan anak secara langsung mengidentifikasi,
mempraktekkan, dan mendiskusikan baik dalam kelompok kecil maupun kelompok
besar.